Ramadhan adalah bulan
dimana semua orang menyambut gembira dirinya dengan senyuman yang paling lebar
yang pernah dilakukan. Ia menjadi sesuatu yang sangat istimewa, bagaimana
tidak? Ia hanya datang sekali dalam satu tahun dan dibulan ramadhan ini semua
yang dilakukan menjadi pahala yang berlipat ganda dari sebelumnya.
Ada banyak manusia yang
menyambut ramadhan dengan berbagai bentuk sambutan, ada yang bermain kembang
api, ada yang sholat lebih khusuk, ada yang membaca al-quran lebih banyak dari
biasanya dan masih banyak lagi. Unik? Memanglah unik karena ramadhan ini
istimewa.
Semua yang mereka lakukan semata-mata untuk mencerminkan
bahwa mereka senang dengan datangnya bulan ramadhan ini. Sama halnya ketika ada
seorang yang sangat istimewa bagi kita dan dia datang kerumah? Apa yang akan
kita lakukan? Pastinya dengan sesuatu yang terbaik dan yang paling ia sukai. Lagi-lagi
semua dilakukan semata-mata untuk menyambut dan memperlihatkan bahwa kita
senang akan kedatangannya.
Ramadhan kini sudah
datang, sesuai dengan apa yang kita lihat melalui dua bola mata kita, semua
orang berbondong-bondong menuju masjid, dan bersantap sahur serta berbuka
dengan keluarga mereka, berbeda sekali denganku seorang perantau yang mencari
ilmu dikota metropolitan ini, semua kulakukan sendirian, sholat tarawih jalan
sendiri, sahur ditemani dua ekor cicak yang menari diatas dinding kamar kosku
dan berbuka dengan ditemani senja dan suara kipas angin yang syahdu.
Berawal dari sahur dan
diakhiri dengan berbuka puasa adalah suatu hal yang sangat indah, setiap orang
punya keunikannya tersendiri menjadikan sahur dan berbuka agar lebih indah,
namun ketika sahur semua orang rata-rata hanya bersantap dengan keluarga, lain
dengan waktu hamper berbuka puasa, semua orang punya cara tersendiri untuk
menghabiskan waktunya sebelum tiba saatnya waktu berbuka puasa.
Menunggu waktu berbuka
semua orang sibuk akan aktifitasnya, ada yang dijalan, ada yang berjalan-jalan,
ada yang membaca al-quran dan masih banyak lagi fenomena yang kita temui.
Berbeda denganku yang menghabiskan waktu dengan menatap langit senja setiap
sore. Disaat ini menunggu waktu berbuka bisa dikatakan sebagai waktu yang
sangatlah sakral bagi orang yang berpuasa.
Entah mengapa aku
sangat mengagumi senja, setiap saat sebelum waktu berbuka kusempatkan diri
untuk melihat sebuah cahaya dilangit yang mulanya terang lalu meredup bagaikan
sebuah kobaran api yang ingin padam. Sebuah mahakarya sang pencipta yang begitu
luar biasanya menciptakan langit senja yang mempesona.
Fajar
adalah dimana semua aktifitas kita dimulai dan senja adalah dimana aktifitas
kita akan berakhir. Aku mengenal senja ketika sebuah proses memperbaiki diri
mulai muncul dalam hati. Setiap fajar semua orang bersemangat menjalani
aktifitas dan setiap senja datang semua pulang dengan membawa pengalaman
dimulai dari fajar namun tidak ada sebuah evaluasi diri ketika senja tiba.
Senja pula yang mengajarkanku arti sebuah kemenangan setelah 12 jam bertarung
dan berhasil menundukan musuh terberatku, yaitu hawa nafsu diri kitasendiri
Puasa di jalan i dengan ngabuburit tidak akan terasa ya gan
ReplyDeletePuasa di jalan i dengan ngabuburit tidak akan terasa ya gan
ReplyDeleteMantap gan hihi
ReplyDeletengabuburitnya sambil makan koaci gan
ReplyDelete