Hidupnya hanya dihabiskan untuk memancing dan berkelana di
sekitaran laut. Pernah suatu ketika sarmin melihat ada ikan yang mempunyai
sayap lebar bak burung elang, begigi tajam, namun tak berlidah.tidak cuma itu
ia juga melihat ikan itu sangat banyak dan bisa terbang dengan jarak yang cukup
jauh. Karena rasa penasarannya, Sarmin memancingnya satu dan memasukan kedalam
botol minuman-nya.
Sarmin menjadi orang yang begitu penasaran dengan ikan yang ada
di dalam botol minumnya. , karena bentuknya aneh, Ia berlari menuju “orang
pintar” untuk mengetahui nama dan manfaat ikan tersebut. Setelah mendapat
jawaban, sarmin lalu pergi untuk memancing kembali dengan membawa ikan A (kata
orang pinter itu) yang masih ada di dalam botol minumnya. Tak lama sarmin
memancing ia hanya mendapatkan ikan betok, ikan kue dan ikan baronang. Lama waktu
berselang Sarmin hanya mendapatkan ikan dengan spesies yang sama dan sudah
pernah ia temui. ia kemudian geram dan berpindah tempat untuk menanti spesies
ikan yang belum pernah ia temui.
Sarmin mulai berpikir dengan jeli bagaimana ia bisa menemukan
ikan A, ia memulai dengan membuat lingkaran dan tidak memakai topi sembrero
karena itu bisa memanggil beruang laut (seperti di film si kuning). Kemudian ia
menencapkan umpan dengan 3 tusukan yang sangat dalam dan melemparnya dengan
sudut 45 derajat. Sudah lebih 10 kali ia melakukannya, namun hasilnya masih
saja nihil.
Sarmin kemudian pulang dengan membawa ikan A, betok, kue dan
baronangnya kerumah. Diperjalan ia bertemu dengan Jhon teman sebangkunya di
kelas. Si anak penggemar ikat pinggang dan rambut gondrong ini selalu saja
menjadi aktor yang bijak ketika melihat keanehan dan kebingungan.
“Hay. You..!!! Sarmin, apa yang kau bawa itu didalam botol
minum-mu?” jhon memanggil
“Ini ikan A, kata -orang pinter-, siapa yang bisa dapetin ikan
ini bakalan beruntung”, Sarmin mendekati jhon dan memperlihatkannya
“Lah, ini mah ikan B, ini Cuma ikan biasa” jhon bangga dengan
jawabannya
“Lah, wong kata orang pinter ikan A kok, kamu kok sok tau banget”
Sarmin mulai mengelak
“Issshhh… aku sudah buka internet selama 5 jam ini dan mencari
tau tentang ikan, aku ketemu ko dengan ikan jenis ini, namanya ikan B” Jhon
bersikeras dengan jawabannya
“Biar kamu bilang ini ikan B aku masih mau bilang ini ikan A
titik” Sarmin kemudian pergi meninggalkan Jhon
Sesampainya dirumah, Sarmin
menggoreng beberapa ikan yang telah ia pancingnya. Namun tidak dengan ikan
A-nya tersebut. Ia masih kagum dengan ikan itu karena mendapatkannya susah dan
sangat jarang ditemui
Esoknya masih dengan aktivitas yang sama Sarmin memancing
kembali, namun suasana hari itu berbeda. Teman sekelasnya ikut memancing
ditempat biasa sarmin menghabiskan harinya untuk memancing. Disana juga tampak
Jhon dengan gigih melemparkan umpannya, namun ia hanya mendapatkan ikan biasa
yang sering ditemuinya. Begitu juga Luighi, anak penikmat permen karet dan anak
pejabat ini yang tidak biasa memancing ikut-ikutan memancing. Sarmin yang kaget
kemudian bertanya kepada Luighi.
“Ghi, ko kamu tumben ada disini? Biasanya depan laptop main Dota”
Sarmin bertanya dengan nada heran
“aku mau mancing ikan juga, biar dapet ikan keberuntungan
seperti milikmu. Kalau ada yang mau jual aku bersedia juga mau beli dengan
harga mahal” Jawab Luighi semangat.
“Kalian percaya?” Sarmin bertanya dengan mengkerutkan dahinya
“Yah percaya lah.. kan itu yang bilang orang pintar” Jawab
luighi, jhon dengan begitu yakin.
“Cuma karena -orang pintar- ngomong ikan itu bisa bawa
keberuntungan kalian mudah banget percaya, kalau kalian percaya sama omongan
orang pintar atau orang yang kalian anggap hebat itu belum tentu bener, apalagi
kalian kalau misalkan dapet ikannya buat apa? Buat minta yang aneh2 gitu? Atau apa
mau menyombongkan diri karena sudah merasa menang? Bla bla bla…..” Sarmin mulai
berceloteh.
“Jadi? kesimpulannya” teman-temannya bertanya
“hadeh…wong ikan itu uda mati tadi pagi, kalau terlalu percaya
terus sama orang tanpa menggali lebih dalam informasi yah begini jadinya, kaya
kalian hahahahaha” Sarmin tertawa terbahak-bahak.
Kemudian semuanya pulang dengan kepala tertunduk, Sarmin pun
kembali beraktifitas dengan memancing. Belum lama umpan di lempar, ikan besar
sudah menyambar dan menjatuhkan kelaut.
Dengan basah kuyup, Sarmin kemudian bangun dari tempat tidur,
mengganti pakaian dan menuliskan cerita ini..
0 komentar: