Cahaya Cakrawala | Hari ini kumulai perjalananku lagi mengarungi jalanan bergerigi tak berujung di tanah jawa ini. Begitu banyak fenomena yang kutemui sejak awal roda kendaraan ini berputar, namun ada satu fenomena yang sangat jarang kutemui sebelumnya yaitu pelajaran dari seorang bapak penjual tisu di jalanan yang dipenuhi lampu neon ibukota ini.
Sebuah fenomena
seorang bapak penjual tisu yang kulihat sore itu benar-benar seorang yang
membuatku mengerti artinya sebuah kehidpan. Mungkin dalam hati kalian
bertanya-tanya apa yang membuatku sangat tertarik untuk membagikan cerita ini
kepada kalian?? Jawabannya adalah sebuah arti yang terselip dalam kehidupan
manusia yang lalai akan hidupnya.
Pertemuanku
begitu singkat dengannya namun ilmunya sampai saat ini aku pegang dan rasakan
begitu indahnya.. hari itu siang hampir berlalu dan menuju senja yang indah aku
duduk di bawah pohon rindang dekat sebuah halte. Tak berapa lama bapak penjual
tisu itu menyapaku dengan senyum yang indah dengan beberapa tisu lagi
ditangannya..
“Hari
semakin sore yah nak..” Beliau menyapaku.
“iya pak
tidak terasa yah..” jawabku dengan nada yang menganggapnya akrab
“Kamu mau
kemana nak? Mau pulang?” tanyanya lagi..
“iya pak
saya habis ada urusan dan ingin pulang”..
“ Setiap
hari bapak berjualan disini nak, mulai dari pagi hingga waktu malam. Ada satu
hal yang bapak perhatikan setiap hari, semua orang setiap pagi
berbondong-bondong dengan semangatnya menuju tempat kerjanya bagi yang bekerja,
menuju sekolahnya bagi pelajar, menuju kampus bagi yang kuliah dan masih banyak
lagi, dan setiap sore semuanya pulang dengan keadaan yang sudah lelah dan
selalu ingin istirahat setelah seharian melakukan aktifitas mereka..
Dari sini
saya belajar nak mengapa mereka selalu lesuh dan letih ketika waktu sore
seperti ini.. sama sepertimu.. mereka selalu melewatkan sebuah perenungan yang
begitu indahnya bagi manusia yang sudah diciptakan oleh tuhan kita nak.. setiap
pagi mereka melihat matahari yang begitu indah ketika ingin menampakkan
dirinya.. wajar saja mereka bersemangat.. namun ketika sore tiba mereka tidak
memerhatikan begitu indahnya matahari yang sedang malu ingin menyembunyikan
dirinya.. setiap kita melihatnya pasti semua rasa menghilang dan tempat yang
paling baik untuk merenung adalah ketika waktu datang nak.. dengan merenung kita bisa
menjadi orang yang lebih baik”
“Oh,, iya
nak.. hari semakin sore bapak ingin bekerja lagi yah”
Aku tak pernah menyangka setiap hari aku melewatkan rasa syukur itu padal tuhan kita telah memberikan tempat untuk kita.. hmmm.. sungguh aku sangat kagum dengan sosok seperti itu,, ketika kita melakukan sesuatu memang harus semangat seperti matahari yang ingin menampakkan dirinya, dan yang paling penting adalah merenung atas kesalahan dan memperbaikinya lagi seperti matahari yang sangat malu ingin menyembunyikan dirinya.
Jakarta,
Juni 2016
01.37
Mantep gan.. Sungguh Menyentuh
ReplyDeletemantap...........
ReplyDeletehttp://ilmufiqih9.blogspot.co.id/2016/06/keutamaan-rukun-rukun-sholat.html